Rintik Temu



Rintik Temu
Anis Sania Putri
Ribuan tetesan air membasuh bumi
Jatuh menghanyutkan
Mengalir menderai merdu
Dalam ritme yang mendayu

Gemercik tetes air
Yang mampu menuai rindu
Melebur menjadi tak terukur
Butuh setitik temu

Menengadahkan tangan
Menyampaikan sebuah harapan
Melafalkan serta melangitkan
Agar kian terkabulkan

Tenanglah …..
Pasrahkan …..
Sabar dan tunggu pelangi itu datang


**tertulis kala hujan sedang turun

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi "Cinta Dalam Ikhlas" ( Kang Abay)

1.       Judul Buku Cinta Dalam Ikhlas 2.       Pengarang Kang Abay 3.       Penerbit Bunyan (PT Bentang Pustaka ) 4.       Tahun Terbit 2017 5.       Ukuran Dimensi Buku 20,5 cm 6.       Tebal Buku 372 halaman 7.       Ulasan Nama tokoh utama dalam cerita ini adalah Atharisena biasa dipanggil Athar. Athar terlahir dari keluarga yang sederhana. Dia ditinggal oleh ayahnya sejak umur 5 tahun. Dia dibesarkan oleh seorang ibu yang berstatus single parents. Ibunya sangat sabar dan kuat dalam menghidupi keluarganya. Athar merupakan satu-satunya anak yang sangat diharapkan oleh ibunya agar bisa menjadi anak yang sukses. Dalam kehidupan Athar banyak sekali ujian yang dia hadapi. Athar merupakan vokalis band disekolahnya. Band yang dia buat sendiri dengan teman-temannya. Band yang ia dirikan s...
Baca selengkapnya

Resensi "Reach Your Dreams" ( Wirda Mansur)

Resensi A.     Identitas Buku Judul Buku                   :   Reach Your Dreams Penulis Buku               : Wirda Mansur Penerbit                       : Gagas Media Tahun Terbit                 : 2016 Cetakan                       : cetakan ke 9, 2017 B.      Biografi Penulis Wirda Salamah atau yang lebih dikenal dengan Wirda Mansur, lahir pada 19 November 2001 di Jakarta, Indonesia merupakan seorang Hafidz Qur’an di usia muda dan juga putri dari ustad Yusuf Mansur.  Pada akhir tahun 2015, W...
Baca selengkapnya

Menentang Rindu

Menentang Rindu Anis Sania Putri Alunan lagu menghantarkanku Pada riuhnya hati yang pilu Menelantarkan rasa yang pernah ada Bukan tanpa secarik alasan Namun memang ini menjanjikan Kala kebingungan menyapa Relung hati gundah gulana Seketika rasa semakin pudar Tak mampu berdiri Bahkan tak mampu melukiskan Secarik garis pembawa kesenangan Ada apa wahai diri.. Kenapa begini… Lalu kemana aku harus mengadu ? Kemana aku harus berbalik arah ? Temukanlah aku pada cahaya terang Penunjuk jalan untuk rasa yang semakin tertelan Bahkan habis terbunuh oleh detak waktu Tenangkanlah wahai diri Balutkan hatiku dengan kesejukan Agar tak semakin mencekam Bukan….. Bukan karena aku tak mau tenggelam Namun ada hal yang mencurigakan Sepertinya butuh perlawanan Menghadapi segala rintangan Menghapuskan segala angan-angan Apakah aku akan menemuk...
Baca selengkapnya